Friday, 3 July 2015

Formulasi Tablet Hisap (Rafanium tablet)


 

BAB I
TINJAUAN UMUM ZAT AKTIF DAN SEDIAAN
1.      Deskripsi umum senyawa aktif
Dequalinium cholide adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).
      Kandungan Dequalinium chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif, Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care, Pelayanan Kesehatan).
Nama zat aktif
:
Dequalinium klorida
Nama kimia
:
1,1′- (1, 10 - Decanediyl) bis- [4 –amino2   methyl quinolinium chloride]
Sinonim
:
Decalinium Chloride; Decaminum
Struktur molekul
:

Rumus molekul
:
 C25H48N6O8CH4O3S
Bobot molekul
:
 656,79
Kelarutan
:
mudah larut dalam air, agak sukar  larut dalam metanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform, eter,
Inkompatibel
:
Dequalinium klorida tidak kompatibel dengan sabun dan surfaktan anioni lainnya, dengan fenol, dan dengan chclorocresol

Farmakologi  
:
Dequalinium chloride adalah antiseptik,  bakterisida terhadap banyak gram positif  dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur (Sweetman, 2009 ; 1641)
Penyimpanan
:
dalam wadah tertutup baik
Titik lebur
Kontraindikasi

Dosis
Indikasi
:
:

:
:  
3150 C
Penderita hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
Tiap 1-2 jam 1 tablet dihisap
Pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan.
2.       Alasan pemlihan dan definisi bentuk sediaan
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 2008; 244).
 Tablet lozenges (hisap) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut (Syamsuni, 2006 ; 171).
      Tablet dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar gelatin, dan atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula. Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan tablet hisap kempa disebut sebagai troches. Tablet umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan (Dirjen POM, 1995 ; 12).
3.      Dasar pertimbangan dan landasan hukum penggolongan obat penandaan pada wadah, leaflet atau brosur.

      Berdasarkan peraturan pemerintah SK, menkes dan UU. Obat atau sediaan yang ditugaskan termasuk gologan obat bebas dengan penandaan logo obat bebas yang diberi warna hijau pada wadah, etiket, maupun brosurnya. Dengan dasar pertimbangan obat ini tidak memiliki efek samping kuat dengan. Yang dimana ditandai dengan gambar seperti berikut:

1.      Nomor registrasi dan nomor bets
Nomor registrasi: DBL 1413311510B2

Keterangan:
D         : nama dagang
B         : golongan obat bebas
L          : obat jadi produksi dalam negeri
14        : periode pendaftaran obat jadi
133      : nomor urut pabrik
115      : nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrik
10        : bentuk sediaan
B         : menunjukkan kekuatan obat yang pertama disetujui
2          : menunjukkan kemasan yang pertama

Nomor batch: L  140931
Keterangan:
L          : tahun pengemasan
1          : tahun produk
40        : kode produksi
931      : urutan produk

BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
1.    Nama obat dan sinonim
Nama  zat aktif
:
Dequalinium chloride
Sinonim
:
Dequadin, dequavagyn, (1,1Decamethylenebis-(4 aminoquinaldinum chloride)
2.      Bentuk senyawa zat aktif
       Dequalinium klorida dapat digunakan dalam lozenges untuk pengobatan sakit tenggorokan,  namun sementara ini efektif  in vitro (wikipedia).
       Dequalinium chloride adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).

       Kandungan Dequalinium chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif, Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care, Pelayanan Keseshatan).
       Tablet lozenges dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. (Syamsuni, 2006 ; 171)
3.    Efek farmakologi dan mekanisme kerja dalam tubuh
       Dequalinium chloride berefek secara lokal atau sistemik dengan membunuh atau memusnahkan dengan segera bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. dibiarkan kontak sesering mungkin dengan tempat infeksi. 
4.    Nasib obat dalam tubuh
       Obat tereabsorbsi dengan baik secara sistemik sehingga lebih cepat berefek tidak diserap dari saluran cerna dan hanya memiliki aktivitas lokal. Absorpsi melalui mukosa. diekskresiakan dalam bentuk. Bentuk yang tidak berubah dan metabolitnya dieliminasi melalui urine. 
5.      Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi                   :  pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Kontraindikasi        :  Penderita hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
6.    Aturan pakai
Dosis          : 200 mg Dequalinium klorida per tablet
Perhitungan dosis
Sekali          : 200 mg × 1 tablet = 200 mg/tablet
Sehari         : 200 mg × 3 tablet = 600 mg/tablet
Aturan pakai
1 tablet biarkan melarut perlahan dalam mulut, ulangi setiap 1-2 jam.
7.    Efek samping dan toksisitas obat
       Dequalinium chloride tidak memiliki toksik dan efek samping.
8.    Interaksi obat
       Tak ada interaksi obat yang signifikant secara klinik diketahui
9.    Penggunaan pada kondisi khusus, Peringatan, dan perhatian
       hindari pemakaian jangka panjang. Jangan melebihi 8 tablet sehari. Hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Tidak boleh disimpan pada tempat terbuka, terlindung dari cahaya matahari.
10.    Cara penyimpanan dan contoh sediaan yang beredar dipasaran
       Penyimpanan ditempat yang sejuk terlindung dari cahaya. Adapun contoh obat yang beredar dipasaran misalnya degirol (PT. Darya Varia), FG troches (meiji), strepsil (reckitt benckiser healthcare manufacturing).

                                                                         BAB III
                 ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA
1.      Pendekatan formulasi
      Kandungan Dequalinium chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif, Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Dechacare, pelayanan kesehatan).
Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Sebaliknya, pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila antibiotik kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan sembuh.
Dequalinium cholide adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan (Mediastore).
               Berdasarkan analisis farmakologi dari dequalinium kloride oleh karena itu dibuat sediaan dengan bentuk tablet hisap hal ini dikarenakan karena lebih diutamakan pengobatan secara lokal tepat pada infeksi tenggorokan.
2.     Formula umumTanggal Produksi
a.      Komposisi        : Tiap 200 mg mengandung
                                           Dequalinium Klorida    0,25 mg        
                                           Amylum maydis                10 %
                                           Red cherry                      0,5 mg
                                           Manitol                     ad  200 mg
b.   Master Formula                      
Diproduksi oleh
Tanggal formula
Tanggal produksi
Dibuat oleh
Disetujui oleh
PT. M7W Farma
07 Desember 2014
31 desember 2014
Mani’ah imaniyah
Fitria alwi
Kode bahan
Nama bahan
Kegunaan
Per dosis
Per batch
01-Dql

Dequalinium Klorida
Zat aktif
0,25 mg
25mg
02-amay
Amylum maydis
Zat pengikat & pelincir
     5 mg
   500 mg
03-man
Manitol
Zat pengisi & pemanis
179, 25 mg
 17925 mg
04-Rc
Red cherry
Pewarna
0,5 mg
50 mg

c.   Alasan pembuatan Produk
               Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 2008; 244).
               Tablet lozenges (hisap) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut (Syamsuni, 2006 ; 171).
               Tablet dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar gelatin, dan atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula. Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan tablet hisap kempa disebut sebagai troches. Tablet umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan (Dirjen POM, 1995 ; 12).
               Dequalinium cholide adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).
               Kandungan Dequalinium chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif, Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care, Pelayanan Kesehatan).
               Tablet lozenges dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
                   Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri streptokokus.
               Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minggu begitu tubuh Anda membentuk antibodi melawan virus tersebut.  
d.      Alasan Penambahan Bahan   
1.   Zat aktif (Sweetman, 2009; 1641 )
 Dequalinium Klorida
Senyawa ini berkhasiat bakterisid dan fungisid kuat terkecuali terhadap basil TBC dan lepra, terhadap spora dan virus kurang aktif (Tjay. 2010 ; 248).Dequalinium Klorida 0,25 mg indikasi pada radang tenggorokan, infeksi mulut dan kerongkongan, mencegah infeksi selaput lendir mulut (ISO, 2013 ; 244).
Dequalinium cholide adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).
2.   Zat tambahan
a.        Amylum maydis ( Zat pengikat dan pelincir )
      Pati jagung dapat diketegorikan sebagai pelincir dan konsentrasi sebagai pengikat 5-20 % (Rowe dkk, 1995 ; 692-695).
              Sebagai bahan pengikat yang khas antara lain jenis pati karena dapat memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (R. Voight, 1995; 202-203).
                    Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelincir atau pemacu aliran adalah jenis talk, tepung jagung konstrasi 5-10% (Lachman, 2008; 703).
b.      Manitol ( Zat pengisi dan pemanis )
              Manitol diterangkan memiliki rasa manis kira-kira 72 % dari sukrosa (Lachman, 2008 ; 705).
              Serbuk hablur atau granul mengalir bebas; putih ; tidan berbau dan berasa manis (Dirjen POM, 1995 ; 519).
               Manitol dalam sediaan farmasi digunakan sebagai pengisi (10-90 % w/w) dalam formulasi tablet, dimana itu adalah nilai tertentu karena tidak higroskopis dan dengan demikian dapat digunakan dengan bahan aktif sensitif terhadap kelembaban. Manitol itu tidak berbau, berbentuk butir halus dan berasa manis seperti glukosa dan setengahnya dari sukrosa dan memberikan sensasi dingin pada mulut (Rowe dkk, 1995 ; 424-425).
c.        Red cherry (pewarna)
Sebagai pewarna dan perasa (Sweetman, 2009; 1472)
Pewarna organic, toksisitas rendah (Rowe dkk, 2009; 189) Pewarna organik digunakan dengan baik pada formulasi, dan pilihan warna yang banyak pada praktiknya dengan range 0,2 %-0,5% (Rowe dkk, 2009; 189)
d.  Uraian Bahan             
1.  Dekualinium Klorida          (Sweetman, 2009 ; 1641)
Nama resmi
:
DEQUALINIICHLORIDUM
Nama lain
:
Dekualinium Klorida
Berat molekul
:  
656
Rumus molekul
:  
C25H48N6O8CH4O3S,79
Rumus struktur
:
Pemeriaan
:
Serbuk, putih atau hampir putih
Kegunaan
:
Zat aktif
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Dosis
:
Tiap 1-2 jam 1 tablet dihisap
Incompibilitas
:
Dequalinium klorida tidak kompatibel dengan sabun dan surfaktan anionik lainnya, fenol, dan  dengan chlorocresol (Sweetman, 2009 : 1641)
Farmakologi
:
Dequalinium klorida adalah antiseptik bakterisid terhadap banyak gram positif dan negatif  melawan jamur
Indikasi
:
pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Kontraindikasi
:
Penderita hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
2.      Manitol                               (Excipient. 1995 : 426)
Nama resmi
:
MANNITOLUM
Nama lain
:
Manitol
Berat molekul
:
182,17
Rumus molekul
:
C6H4O6
Rumus struktur
:
Pemeriaan
:
Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau rasa manis
Kelarutan
:
mudah larut dalam air, larut dalam basah, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter

Kegunaan
:
Zat pengisi dan pemanis
Incompibilitas
:
Larutan manitol 20 % w/v lebih kuat dari pada potasium dan Natrium klorida telah dilaporkan sebelum bahwa pengendapan terjadi ketika cairan manitol 25 % w/v bersentuhan dengan plastik. Sodium caphorprin 2 mg/ml dan 30 mg/ml tidak cocok dengan infus xylitol dan akan membentuk kompleks dengan beberapa logam (Fe, Al dan Cu)
Penyimpanan
:  
Dalam wadah tertutup rapat
Kestabilan
:
Manitol stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan air. Solusi dapat disterilkan dengan filtrasi atau autoklaf dan jika diperlukan dapat diautoklaf berulang tanpa fisik yang merugikan atau efek kimia
Range
:
20-90 %
3.      Amylum Maydis                 (Excipient. 1995 ; 692)
Nama resmi
:
AMYLUM MAYDIS
Nama lain
:
Pati jagung
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Pemeriaan
:
Serbuk sangat halus
Kestabilan
:
Pati jagung sterilizable dapat disterilkan dengan autoklaf pada 1210 C selama 20 menit, dengan etilen oksida, atau dengan iradiasi.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Zat pengikat dan pelincir
Range
:
5-20 % sebagai pengikat dan 5-10 % sebagai pelincir
4.      Red Cherry        (Excipient. 2009: 189)
Nama Lain
:
Cerasus, Cerise Rouge, Rojo cereza, Sour Cherry
Deskripsi
:
USNF 26 (Jus ceri). Cairan yang merupakan buah masak dari Prumus cerasus (Rosaceae). Tidak mengandung kurang dari 1% asam malat, pH 3,0-4,0.
Kegunaan
:
Sebagai pewarna dan perasa.
Penyimpanan
:
Simpan di tempat yang kedap udara, yang tidak terkena udara bebas dan terlindung dari cahaya matahari.
3.     Perhitungan dan penimbangan
Dalam 1 tablet 200 mg mengandung:
Dequalinium Klorida                                                       = 0,25    mg
Amilum maydis                    = 10%   ×200 mg                = 20       mg
Red cherry                           = 0,25%×200 mg                = 0,5      mg
Manitol      ad 200 mg                                                      = 179,25 mg
 Perhitungan Batch
 Dequalinium klorida           = 0,25 mg × 100                               = 25      mg
 Amilum maydis                   = 5 mg  × 100                                   = 500    mg
 Red cheery                          = 0,5 × 100                                       = 50      mg
 Manitol                                = 179,25 mg × 100                           = 17925 mg
4.       Prosedur pembuatan sediaan secara terperinci
1.    Ditimbang sesuai bahan yang dibutuhkan
   2.    Dilarutkan zat aktif ( Dequalinium Chlorida ) dengan zat pengisi/pemanis manitol secukupnya   
   3.    Dibuat larutan pengikat (amylum maydis+air hangat)
   4.  Dicampur larutan pengikat dengan campuran bahan komponen obat untuk membentuk granul basah.
  5.    Ditekan granulasi basah dengan ayakan No. 6
  6.    Dikeringkan adonan granul basah.
  7.    Diayak (ayakan No. 12 sampai No. 20) granul basah yang telah dikeringkan
  8.    Dicampur granul kering yang sudah diayak dengan bahan amylum maydis
  9.    Dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet
10.  Dimasukkan dalam wadah + brosur + beri etiket


5.         Evaluasi tablet
a.    Uji keseragaman sediaan
                        Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2
            metode yaitu:
            1) Keseragaman bobot
        Pengujian keseragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan
            2) Keseragaman kandungan
                         Pengujian keseragaman kandungan dilakukan jika jumlah zat aktif  kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan (Siregar, 2008).
b. Uji waktu hancur
            Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur dan persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).
c.  Uji kekerasan tablet
            Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukup lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi dalam pemakaiannya. Tablet diukur kekuatannya dalam kg, pound atau dalam satuan lainnya. Alat yang digunakan sebagai pengukur kekerasan tablet biasanya adalah hardness tester (Ansel, 1989)
d.   Uji disolusi
            Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh (Ansel, 1989)
e.    Uji penetapan kadar zat berkhasiat
                  Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung, ditimbang dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh tablet maka, harus ditimbang seksama. Kadar zat berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara penetapannya (Siregar, 2008)
6.  Daftar pustaka
Ansel Howard.2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta : UI- Press.
    Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
    Ikatan Apoteker Indonesia. 2013. ISO INDONESIA. Jakarta : PT. ISFIPenerbitan.
    Lachman, Leon, dkk. 2008.  Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III Jilid 2. Jakarta : Ul- Press.
    Sweetman, sean. 2009. The Complete Drug Reference thirty-sixth edition. London : Pharmaceutichal Press.
    Siregar. 2008. Teknologi farmasi sediaan tablet. Jakarta: EGC
    Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC.
    Rowe, dkk H. 1995. Handbook of Pharmaceutical Excipients. London : APHA
    Tjay, Than Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT. Gramedia.
    Voight, Rudalf.  1995. Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi. Yogyakarta : UGM.
    Wikipedia. http://id.wikipedia.org














0 comments:

Post a Comment