TINJAUAN UMUM ZAT AKTIF DAN SEDIAAN
1.
Deskripsi umum senyawa aktif
Dequalinium cholide adalah antiseptik,
bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif
melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam
pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).
Kandungan Dequalinium chloride
dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif
untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif, Candida
albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care, Pelayanan
Kesehatan).
Nama zat aktif
|
:
|
Dequalinium klorida
|
Nama kimia
|
:
|
1,1′- (1, 10 - Decanediyl)
bis- [4 –amino2 methyl quinolinium
chloride]
|
Sinonim
|
:
|
Decalinium
Chloride; Decaminum
|
Struktur molekul
|
:
|
|
Rumus molekul
|
:
|
C25H48N6O8CH4O3S
|
Bobot molekul
|
:
|
656,79
|
Kelarutan
|
:
|
mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam metanol (95%),
praktis tidak larut dalam kloroform, eter,
|
Inkompatibel
|
:
|
Dequalinium
klorida tidak kompatibel dengan sabun dan surfaktan anioni lainnya, dengan
fenol, dan dengan chclorocresol
|
Farmakologi
|
:
|
Dequalinium chloride adalah
antiseptik, bakterisida terhadap
banyak gram positif dan gram negatif
bakteri dan efektif melawan jamur (Sweetman, 2009 ; 1641)
|
Penyimpanan
|
:
|
dalam wadah
tertutup baik
|
Titik lebur
Kontraindikasi
Dosis
Indikasi
|
:
:
:
:
|
3150 C
Penderita hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
Tiap 1-2 jam 1 tablet dihisap
Pengobatan infeksi ringan
mulut dan tenggorokan.
|
2.
Alasan pemlihan dan definisi bentuk sediaan
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancur dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 2008; 244).
Tablet lozenges (hisap) adalah sediaan padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma
dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut (Syamsuni, 2006 ; 171).
Tablet dibuat dengan cara tuang
(dengan bahan dasar gelatin, dan atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol)
atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula. Tablet hisap tuang
kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan tablet hisap kempa disebut
sebagai troches. Tablet umumnya ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau
infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang
ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan (Dirjen POM, 1995 ; 12).
3.
Dasar pertimbangan dan landasan hukum penggolongan obat
penandaan pada wadah, leaflet atau brosur.
Berdasarkan peraturan pemerintah SK, menkes dan UU. Obat atau
sediaan yang ditugaskan termasuk gologan obat bebas dengan penandaan logo obat
bebas yang diberi warna hijau pada wadah, etiket, maupun brosurnya. Dengan
dasar pertimbangan obat ini tidak memiliki efek samping kuat dengan. Yang
dimana ditandai dengan gambar seperti berikut:
1.
Nomor registrasi dan nomor bets
Nomor
registrasi: DBL 1413311510B2
Keterangan:
D : nama
dagang
B : golongan
obat bebas
L : obat
jadi produksi dalam negeri
14 : periode
pendaftaran obat jadi
133 : nomor
urut pabrik
115 : nomor
urut obat jadi yang disetujui untuk masing-masing pabrik
10 : bentuk
sediaan
B :
menunjukkan kekuatan obat yang pertama disetujui
2 :
menunjukkan kemasan yang pertama
Nomor batch: L
140931
Keterangan:
L : tahun
pengemasan
1 : tahun
produk
40 : kode produksi
931 : urutan produk
BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
1.
Nama obat dan sinonim
Nama zat aktif
|
:
|
Dequalinium chloride
|
Sinonim
|
:
|
Dequadin, dequavagyn, (1,1Decamethylenebis-(4 aminoquinaldinum chloride)
|
2.
Bentuk senyawa zat aktif
Dequalinium klorida dapat
digunakan dalam lozenges untuk pengobatan sakit tenggorokan, namun sementara ini efektif in vitro (wikipedia).
Dequalinium chloride adalah
antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri
dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari
lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009
; 1641).
Kandungan Dequalinium
chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang
efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif,
Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care,
Pelayanan Keseshatan).
Tablet lozenges dimaksudkan
untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
(Syamsuni, 2006 ; 171)
3.
Efek farmakologi dan mekanisme kerja dalam tubuh
Dequalinium
chloride berefek secara lokal atau sistemik dengan membunuh atau memusnahkan
dengan segera bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. dibiarkan
kontak sesering mungkin dengan tempat infeksi.
4.
Nasib obat dalam tubuh
Obat tereabsorbsi
dengan baik secara sistemik sehingga lebih cepat berefek tidak diserap dari saluran cerna dan hanya
memiliki aktivitas lokal. Absorpsi melalui mukosa. diekskresiakan dalam
bentuk. Bentuk yang
tidak berubah dan metabolitnya dieliminasi
melalui urine.
5.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi :
pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Kontraindikasi :
Penderita
hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
6.
Aturan pakai
Dosis : 200 mg
Dequalinium klorida per tablet
Perhitungan
dosis
Sekali : 200 mg × 1 tablet = 200 mg/tablet
Sehari : 200 mg × 3 tablet = 600 mg/tablet
Aturan pakai
1 tablet biarkan
melarut perlahan dalam mulut, ulangi setiap 1-2 jam.
7.
Efek samping dan toksisitas obat
Dequalinium chloride tidak memiliki
toksik dan efek samping.
8.
Interaksi obat
Tak ada interaksi obat yang signifikant secara klinik diketahui
9.
Penggunaan pada kondisi khusus, Peringatan, dan perhatian
hindari
pemakaian jangka panjang. Jangan melebihi 8 tablet sehari. Hati-hati pada
wanita yang sedang hamil atau menyusui. Tidak boleh disimpan pada tempat
terbuka, terlindung dari cahaya matahari.
10.
Cara penyimpanan dan contoh sediaan yang beredar
dipasaran
Penyimpanan ditempat
yang sejuk terlindung dari cahaya. Adapun contoh obat yang beredar dipasaran
misalnya degirol (PT. Darya Varia), FG troches (meiji), strepsil (reckitt
benckiser healthcare manufacturing).
BAB III
ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN
FORMULA
1.
Pendekatan formulasi
Kandungan Dequalinium chloride dalam tablet
hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri
gram positif dan gram negatif, Candida albicans dan bakteri yang resisten
terhadap antibiotik (Dechacare, pelayanan kesehatan).
Pengobatan
dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Sebaliknya,
pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap
antibiotik. Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila
antibiotik kita gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya,
penyakit yang diderita tidak akan sembuh.
Dequalinium cholide adalah antiseptik,
bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri dan efektif
melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam
pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan
Infeksi
bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih
serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus
sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang menderita infeksi
streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang 2-7 hari
sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau tenggorokan (Mediastore).
Berdasarkan analisis farmakologi dari
dequalinium kloride oleh karena itu dibuat sediaan dengan bentuk tablet hisap
hal ini dikarenakan karena lebih diutamakan pengobatan secara lokal tepat pada
infeksi tenggorokan.
2.
Formula umumTanggal Produksi
a.
Komposisi : Tiap
200 mg mengandung
Dequalinium Klorida 0,25 mg
Amylum
maydis 10
%
Red cherry 0,5 mg
Manitol ad 200 mg
b.
Master Formula
Diproduksi
oleh
|
Tanggal
formula
|
Tanggal
produksi
|
Dibuat
oleh
|
Disetujui
oleh
|
PT. M7W Farma
|
07
Desember 2014
|
31 desember 2014
|
Mani’ah imaniyah
|
Fitria alwi
|
Kode
bahan
|
Nama
bahan
|
Kegunaan
|
Per
dosis
|
Per
batch
|
01-Dql
|
Dequalinium
Klorida
|
Zat
aktif
|
0,25 mg
|
25mg
|
02-amay
|
Amylum
maydis
|
Zat
pengikat & pelincir
|
5 mg
|
500 mg
|
03-man
|
Manitol
|
Zat
pengisi & pemanis
|
179, 25 mg
|
17925 mg
|
04-Rc
|
Red cherry
|
Pewarna
|
0,5 mg
|
50 mg
|
c.
Alasan pembuatan Produk
Tablet
merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancur dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 2008; 244).
Tablet
lozenges (hisap) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet
melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut (Syamsuni, 2006 ; 171).
Tablet
dibuat dengan cara tuang (dengan bahan dasar gelatin, dan atau sukrosa yang
dilelehkan atau sorbitol) atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar
gula. Tablet hisap tuang kadang-kadang disebut sebagai pastiles, sedangkan
tablet hisap kempa disebut sebagai troches. Tablet umumnya ditujukan untuk
pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan,
tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik
setelah ditelan (Dirjen POM, 1995 ; 12).
Dequalinium cholide adalah antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram
positif dan gram negatif bakteri dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama
digunakan dalam bentuk dari lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan
tenggorokan (Sweetman, 2009 ; 1641).
Kandungan Dequalinium
chloride dalam tablet hisap merupakan suatu bahan anti bakteri dan jamur yang
efektif untuk membunuh berbagai macam bakteri gram positif dan gram negatif,
Candida albicans dan bakteri yang resisten terhadap antibiotik (Decha Care,
Pelayanan Kesehatan).
Tablet lozenges
dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput
lendir mulut. Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau
bengkak berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila
menelan makanan.
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh
dua jenis infeksi yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya
sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya, penting untuk
mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri streptokokus.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan
influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma
biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minggu
begitu tubuh Anda membentuk antibodi melawan virus tersebut.
d.
Alasan Penambahan Bahan
1. Zat
aktif (Sweetman, 2009; 1641 )
Dequalinium
Klorida
Senyawa ini berkhasiat
bakterisid dan fungisid kuat terkecuali terhadap basil TBC dan lepra, terhadap
spora dan virus kurang aktif (Tjay. 2010 ; 248).Dequalinium Klorida 0,25 mg
indikasi pada radang tenggorokan, infeksi mulut dan kerongkongan, mencegah infeksi
selaput lendir mulut (ISO, 2013 ; 244).
Dequalinium cholide adalah
antiseptik, bakterisida terhadap banyak gram positif dan gram negatif bakteri
dan efektif melawan jamur. Hal ini terutama digunakan dalam bentuk dari
lozenges dalam pengobatan infeksi ringan mulut dan tenggorokan (Sweetman, 2009
; 1641).
2.
Zat tambahan
a.
Amylum maydis ( Zat pengikat dan pelincir )
Pati jagung dapat diketegorikan sebagai
pelincir dan konsentrasi sebagai pengikat 5-20 % (Rowe dkk, 1995 ; 692-695).
Sebagai
bahan pengikat yang khas antara lain jenis pati karena dapat memberikan
kekompakan dan daya tahan tablet (R. Voight, 1995; 202-203).
Bahan-bahan
yang digunakan sebagai pelincir atau pemacu aliran adalah jenis talk, tepung
jagung konstrasi 5-10% (Lachman, 2008; 703).
b.
Manitol ( Zat pengisi dan pemanis )
Manitol diterangkan memiliki rasa manis kira-kira 72 % dari
sukrosa (Lachman, 2008 ; 705).
Serbuk hablur atau granul mengalir bebas; putih ; tidan berbau dan
berasa manis (Dirjen POM, 1995
; 519).
Manitol
dalam sediaan farmasi digunakan sebagai pengisi (10-90 % w/w) dalam formulasi
tablet, dimana itu adalah nilai tertentu karena
tidak higroskopis dan dengan demikian dapat digunakan dengan bahan aktif
sensitif terhadap kelembaban. Manitol itu tidak berbau, berbentuk butir halus dan berasa manis seperti glukosa
dan setengahnya dari sukrosa dan memberikan sensasi dingin pada mulut (Rowe dkk, 1995 ; 424-425).
c.
Red cherry (pewarna)
Sebagai
pewarna dan perasa (Sweetman,
2009; 1472)
Pewarna
organic, toksisitas rendah (Rowe
dkk, 2009;
189) Pewarna
organik digunakan
dengan baik pada formulasi, dan pilihan warna yang
banyak pada praktiknya dengan range 0,2
%-0,5% (Rowe dkk, 2009; 189)
d. Uraian Bahan
1. Dekualinium Klorida (Sweetman, 2009 ; 1641)
Nama
resmi
|
:
|
DEQUALINIICHLORIDUM
|
Nama
lain
|
:
|
Dekualinium
Klorida
|
Berat molekul
|
:
|
656
|
Rumus molekul
|
:
|
C25H48N6O8CH4O3S,79
|
Rumus struktur
|
:
|
|
Pemeriaan
|
:
|
Serbuk,
putih atau hampir putih
|
Kegunaan
|
:
|
Zat
aktif
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam
wadah tertutup baik
|
Dosis
|
:
|
Tiap 1-2 jam 1 tablet dihisap
|
Incompibilitas
|
:
|
Dequalinium
klorida tidak kompatibel dengan sabun
dan surfaktan anionik lainnya, fenol,
dan dengan
chlorocresol (Sweetman, 2009 : 1641)
|
Farmakologi
|
:
|
Dequalinium klorida adalah
antiseptik bakterisid terhadap banyak gram positif dan negatif melawan jamur
|
Indikasi
|
:
|
pengobatan infeksi ringan
mulut dan tenggorokan
|
Kontraindikasi
|
:
|
Penderita hipertensitif terhadap Dequalinium chlorida
|
2. Manitol (Excipient. 1995 : 426)
Nama resmi
|
:
|
MANNITOLUM
|
Nama
lain
|
:
|
Manitol
|
Berat molekul
|
:
|
182,17
|
Rumus molekul
|
:
|
C6H4O6
|
Rumus struktur
|
:
|
|
Pemeriaan
|
:
|
Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau
rasa manis
|
Kelarutan
|
:
|
mudah larut dalam
air, larut dalam basah, sangat sukar larut dalam etanol,
praktis tidak larut dalam eter
|
Kegunaan
|
:
|
Zat
pengisi dan pemanis
|
Incompibilitas
|
:
|
Larutan manitol 20 % w/v lebih kuat dari pada potasium
dan Natrium klorida telah dilaporkan sebelum bahwa pengendapan terjadi ketika
cairan manitol 25 % w/v bersentuhan dengan plastik. Sodium caphorprin 2 mg/ml
dan 30 mg/ml tidak cocok dengan infus xylitol dan akan membentuk kompleks
dengan beberapa logam (Fe, Al dan Cu)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam
wadah tertutup rapat
|
Kestabilan
|
:
|
Manitol stabil dalam keadaan kering dan dalam larutan
air. Solusi dapat disterilkan dengan filtrasi atau autoklaf dan jika
diperlukan dapat diautoklaf berulang tanpa fisik yang merugikan atau efek
kimia
|
Range
|
:
|
20-90 %
|
3.
Amylum Maydis (Excipient. 1995 ; 692)
Nama
resmi
|
:
|
AMYLUM MAYDIS
|
Nama
lain
|
:
|
Pati jagung
|
Kelarutan
|
:
|
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
|
Pemeriaan
|
:
|
Serbuk sangat halus
|
Kestabilan
|
:
|
Pati jagung sterilizable dapat disterilkan dengan autoklaf pada 1210
C selama 20 menit, dengan etilen oksida, atau dengan iradiasi.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah
tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Zat pengikat dan pelincir
|
Range
|
:
|
5-20 % sebagai pengikat dan 5-10 % sebagai pelincir
|
4.
Red
Cherry (Excipient. 2009: 189)
Nama
Lain
|
:
|
Cerasus,
Cerise Rouge, Rojo cereza, Sour Cherry
|
Deskripsi
|
:
|
USNF 26 (Jus
ceri). Cairan yang merupakan buah masak dari Prumus cerasus (Rosaceae). Tidak mengandung kurang dari 1% asam
malat, pH 3,0-4,0.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai pewarna dan perasa.
|
Penyimpanan
|
:
|
Simpan di tempat yang kedap udara, yang tidak terkena udara bebas dan
terlindung dari cahaya matahari.
|
3.
Perhitungan dan penimbangan
Dalam 1 tablet 200 mg mengandung:
Dequalinium
Klorida =
0,25 mg
Amilum
maydis = 10% ×200 mg =
20 mg
Red cherry =
0,25%×200 mg = 0,5 mg
Manitol
ad 200 mg =
179,25 mg
Perhitungan
Batch
Dequalinium
klorida =
0,25 mg × 100 = 25 mg
Amilum
maydis = 5 mg ×
100 =
500 mg
Red cheery = 0,5 × 100 = 50 mg
Manitol =
179,25 mg × 100 = 17925 mg
4.
Prosedur pembuatan sediaan secara terperinci
1.
Ditimbang sesuai bahan
yang dibutuhkan
2.
Dilarutkan zat aktif ( Dequalinium Chlorida ) dengan zat
pengisi/pemanis manitol secukupnya
3.
Dibuat larutan pengikat (amylum maydis+air hangat)
4. Dicampur larutan pengikat dengan campuran bahan komponen obat
untuk membentuk granul basah.
5.
Ditekan granulasi basah dengan ayakan
No. 6
6.
Dikeringkan adonan granul
basah.
7.
Diayak (ayakan No. 12 sampai No. 20) granul basah yang telah dikeringkan
8.
Dicampur granul kering yang sudah diayak dengan bahan amylum maydis
9.
Dimasukkan ke dalam
mesin pencetak tablet
5.
Evaluasi tablet
a.
Uji keseragaman sediaan
Keseragaman
sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2
metode
yaitu:
1) Keseragaman
bobot
Pengujian keseragaman bobot dilakukan
jika tablet yang diuji mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang
merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan
2) Keseragaman
kandungan
Pengujian keseragaman kandungan
dilakukan jika jumlah zat aktif kurang
dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan (Siregar,
2008).
b. Uji waktu
hancur
Waktu hancur adalah waktu yang
dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum
larut dan diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji
waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur
dan persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket
dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif
bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).
c. Uji kekerasan tablet
Pada umumnya tablet harus cukup
keras dan tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi
tablet juga harus cukup lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu
digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi dalam
pemakaiannya. Tablet diukur kekuatannya dalam kg, pound atau dalam satuan
lainnya. Alat yang digunakan sebagai pengukur kekerasan tablet biasanya adalah
hardness tester (Ansel, 1989)
d.
Uji disolusi
Disolusi adalah suatu proses
larutnya zat aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk
obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan
memberikan efek terapi di dalam tubuh (Ansel, 1989)
e.
Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Untuk mengevaluasi
kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap
tablet atau batch (Lachman, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat
pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung,
ditimbang dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam
penetapan mewakili seluruh tablet maka, harus ditimbang seksama. Kadar zat
berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara
penetapannya (Siregar, 2008)
6. Daftar pustaka
Ansel
Howard.2008. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi Edisi IV. Jakarta : UI- Press.
Dirjen
POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Ikatan Apoteker
Indonesia. 2013. ISO INDONESIA.
Jakarta : PT. ISFIPenerbitan.
Lachman, Leon,
dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III
Jilid 2. Jakarta : Ul- Press.
Sweetman, sean.
2009. The Complete Drug Reference thirty-sixth
edition. London : Pharmaceutichal Press.
Siregar. 2008. Teknologi farmasi sediaan tablet.
Jakarta: EGC
Syamsuni,
H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC.
Rowe, dkk H. 1995. Handbook of Pharmaceutical Excipients. London
: APHA
Tjay, Than Hoan. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT. Gramedia.
Voight, Rudalf. 1995. Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi. Yogyakarta : UGM.
0 comments:
Post a Comment